Kira-kira seperti inilah ilustrasi jika intikomet Churyumov-Geras
imenko, benda langit yang baru saja didarati oleh robot
pendarat Philae, 'diapungkan' di atas pesisir Jakarta
dengan titik pandang dari puncak Monumen Nasional.
Dengan panjang 4 kilometer, praktis intikomet ini sanggup
menutupi segenap kawasan Ancol dengan mudah.
Dalam praktiknya boleh dikata tak mungkin bagi sebuah
intikomet untuk 'mengapung' demikian. Benda langit yang
satu ini dikenal memiliki kecepatan relatif cukup tinggi
terhadap Bumi, yakni antara 25 hingga 72 kilometer/detik
(alias 90.000 hingga 259.000 km/jam).
Jauh lebih cepat dari benda buatan manusia apapun yang kita kenal. Maka
perjumpaan dengan komet, khususnya jika orbitnya
benar-benar berpotongan dengan orbit Bumi, niscaya
akan berupa tumbukan dahsyat. Jika benda secepat itu
menumbuk Bumi akibatnya akan sangat buruk.
Mari gunakan intikomet Churyumov-Gerasimenko sebagai
contoh. Dengan massa 3,14 milyar ton maka apabila ia
melesat pada kecepatan terendahnya (yakni 25 km/detik)
saat singgah di Bumi, maka energi yang dilepaskannya
akan mencapai sekitar 235.000 megaton TNT, atau setara
dengan 11,7 juta bom nuklir Hiroshima yang diledakkan
serempak.
Tingkat energi itu setara separuh kedahsyatan
Letusan Toba 74.000 tahun silam, sehingga jelas bakal
sangat merusak dan menimbulkan malapetaka dahsyat
dalam lingkup global.
Inilah salah satu alasan dibalik program pendaratan
Philae di intikomet Churyumov-Gerasimenko.
Pengetahuan baru yang akan dibukanya terkait seluk-
beluk intikomet akan sangat membantu umat manusia
dalam memitigasi ancaman bencana dari langit di masa-
masa mendatang.
http:// ekliptika.wordpress.com/ 2014/08/12/ mengedari-busa-padat-kosmik -jelang-rosetta-mendarat-d i-komet-churyumov-gerasime nko/
Foto dari pak Mutoha Arkanuddin
imenko, benda langit yang baru saja didarati oleh robot
pendarat Philae, 'diapungkan' di atas pesisir Jakarta
dengan titik pandang dari puncak Monumen Nasional.
Dengan panjang 4 kilometer, praktis intikomet ini sanggup
menutupi segenap kawasan Ancol dengan mudah.
Dalam praktiknya boleh dikata tak mungkin bagi sebuah
intikomet untuk 'mengapung' demikian. Benda langit yang
satu ini dikenal memiliki kecepatan relatif cukup tinggi
terhadap Bumi, yakni antara 25 hingga 72 kilometer/detik
(alias 90.000 hingga 259.000 km/jam).
Jauh lebih cepat dari benda buatan manusia apapun yang kita kenal. Maka
perjumpaan dengan komet, khususnya jika orbitnya
benar-benar berpotongan dengan orbit Bumi, niscaya
akan berupa tumbukan dahsyat. Jika benda secepat itu
menumbuk Bumi akibatnya akan sangat buruk.
Mari gunakan intikomet Churyumov-Gerasimenko sebagai
contoh. Dengan massa 3,14 milyar ton maka apabila ia
melesat pada kecepatan terendahnya (yakni 25 km/detik)
saat singgah di Bumi, maka energi yang dilepaskannya
akan mencapai sekitar 235.000 megaton TNT, atau setara
dengan 11,7 juta bom nuklir Hiroshima yang diledakkan
serempak.
Tingkat energi itu setara separuh kedahsyatan
Letusan Toba 74.000 tahun silam, sehingga jelas bakal
sangat merusak dan menimbulkan malapetaka dahsyat
dalam lingkup global.
Inilah salah satu alasan dibalik program pendaratan
Philae di intikomet Churyumov-Gerasimenko.
Pengetahuan baru yang akan dibukanya terkait seluk-
beluk intikomet akan sangat membantu umat manusia
dalam memitigasi ancaman bencana dari langit di masa-
masa mendatang.
http://
Foto dari pak Mutoha Arkanuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar